-->

KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT

KLASIFIKASI BRYOPHYTHA
Klasifikasi tumbuhan lumut  Dalam tata nama utamanaya penamaan berdasarkan binomial nomenklatur bryophyta dapat dituliskan sebagai berikut :
Kingdom  :Plantae
Division   :Bryophyte
Class        :Bryopsida
Ordo        :Dicranles
Family      :Leucobryaceae
Genus       :Leucobryum
Species     :Leucobryum glaucum

Divisio Bryophyta yakni yang disebut tumbuhan lumut. Lumut artinya tumbuhan yang pendek (dekat dengan dasar mediumnya). Bryophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki pembuluh angkut. Lawannya yakni Tracheophyta (tumbuhan berpembuluh angkut).
KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT

1.      Klas Hepatocopsida / Hepaticae (Lumut Hati)
Regnum    : Plantae
Division    : Hepaticophyta
Kelas        : Hepaticosida
Ordo         : Hepaticoceales
Family      : Hepaticoceae
Genus       : Hepaticopsida
Spesies     : Hepaticopsid

Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbentuk seperti payung. Sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik. Berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram, habitatnya ditempat lembab. Pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh yang himogrof.  Pada tempat-tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang xeromorf (alat penyimpan air). Sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika. Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral.

Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain. Tubuh lumut ini tipis, serupa kulit, memipihr ata di atas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah). Lumut banyak terdapat di permukaan dan dasar kolam.Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.
Peranan Hepatocopsida/Hepaticae (Lumut Hati)
a). Fungsi

Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang tumbuh dipohon karena akar-akar lumut dapat menyimpan tanah. Sebagai penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang semuanya tersimpan diakar lumut. Sebagai sarang hewan-hewan kecil Karen biasanya terdapat celah-celah pada tumbuhan tersebut segingga hewan bias masuk kedalamnya. Sebagai penyimpanan air dalam jumlah yang cukup besar. Lumut menjaga  kelembaban udara dan porositas  tanah.

b). Manfaat
Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang dapat digunakan sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman dan bahan kasur. Manfaat lainnya, ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis. Sementara, lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

2.      Kelas Anthocerotopsida / Anthocerotae (Lumut Tanduk)
Kingdom  : Plantae
Division    : Antheceroptophyta
Class         :Antheceroptopsida
Ordo         :Antheceroptoceales
Family      :Antheceroptoceae
Genus       : Antheceroptopsida
Species     : Antheceroptopsida.sp

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Mempunyai gametofit lumut hati. Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut. Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal. Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.

Perkembangbiakan secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak maka akan pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolum lainin diselubungi oleh sel jaringan yang kemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

3.      Kelas Bryosida  (Lumut Daun)
Regnum    : Plantae
Division    : Bryophyta
Kelas        : Bryopsidas
Ordo         : Bryopceales
Family      : Bryopcea
Genus       : Bryopsida
Spesies     : Bryopsida sp 

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.

Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid.

Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae. Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.

Tumbuhan sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu: fase dominannya adalah fase gametofit akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid.

Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma. Mempunyai struktur seperti akar (rizoid) dan struktur seperti daun.

Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit. Tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai sel/jaringan dan fungsi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Gametofit dibedakan dengan 2 tingkatan, yaitu protonema yang berbebtuk benang dan gametofora yang berupa tumbuhan lumut sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra. Spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab. Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder pusat.
            Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul. Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun tersebut kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.

Peranan Bryosida  (Lumut Daun)
a)      Fungsi
Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons). Digunakan sebagai ornament tata ruang, spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

b)      Manfatat
Lumut ini bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit  perut dengan cara direbus. Sementara dari marga lumut sphagnum dikenal sebag obat penyakit kulit dan mata.

0 Response to "KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel